Woow…!!! Jabatan Posisi KUPT Ditarget Rp150 Juta

Sebarkan:



STABAT – Penangkapan Kadis Pendidikan Langkat, Salam Syahputra beserta 10 orang Kepala Sekolah SMPN oleh Tim Saber Pungli dari Subdit III/Tipikor Ditreskrimsus Polda Sumut, Selasa (17/10) kemarin siang, sangat mengejutkan semua pihak.

Bahkan, kasus OTT tersebut menjadi head line di sejumlah media cetak dan elektronik, layaknya berita penangkapan buruan teroris.

Betapa tidak, Salam Syahputra, kesehariannya selalu berperilaku tenang, ramah di lingkungan tempat tinggalnya dan dianggap memiliki pengaruh di jajaran bidang pendidikan karena dinilai kedekatannya secara moral dengan orang nomor satu di Kabupaten Langkat.

Benar kata pepatah, air tenang menghanyutkan. Ya.., sikap tenang yang ditunjukkan Salam Syahputra, ternyata tidak sesuai dengan sepak terjangnya.

Berulangkali Metro Langkat grup Metro Online di JOIN mengkritisi kinerja bawahannya yang menduduki posisi sebagai Kepala Sekolah, baik Kasek SMP dan Kasek SD terkait dugaan penyimpangan dana BOS dan pungli pemotongan dana sertifikasi guru-guru, yang konon sebahagian hasil pungli itu juga disetorkan untuk jatah Kepala Dinas, Salam Syahputra.

Tapi, dengan kewibawaan yang ditunjukkan, Salam berhasil menepis pemberitaan tersebut seolah-olah dirinya tidak mendukung adanya permainan dana BOS dan pungli setifikasi.

Namun, dibalik itu semua, sebagai seorang Kadis yang memiliki pengalaman sebagai seorang Kepala Sekolah serta Sekretaris di Dinas Pendidikan Langkat, ternyata Salam juga sangat pintar menyimpan kebohongan.

Adanya kegiatan pekerjaan rehab sekolah dan pembangunan ruang kelas di tingkat SMU/sederajat/SMP dan SD se Kab.Langkat, benar-benar dimanfaatkan Salam Syahputra.

Meski pembangunan dan rehab gedung sekolah yang bersumber dari dana DAK dengan bertopengkan swakelola, ternyata tidak menghapuskan fee proyek kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing Kasek yang dipercaya mengelola dana pembangunan tersebut yang diawasi oleh KUPT di masig-masing wilayah.

Selogan setiap memberikan pelayanan admiistrasi dan kenaikan jabatan para pegawai menjadi staf di jajaran Dinas Pendidikan, bebas dari kegiatan pungli dan tidak dipungut biaya alias gratis, ternyata hanya jadi selogan semata.

Buktinya, para staf pendidikan, seperti Kepala Unit Pelaksana Tekhnis (KUPT) Dinas Pendidikan Kecamatan, Kasek dan guru-guru, tidak terlepas dari upaya pungli.

Hal ini diungkapkan 16 KUPT Dinas Dikjar Langkat yang saat ini masih menjabat menduduki posisinya pascapenangkapan Kadis Dikjar, Salam Syahputra, oleh Tim Saber Pungli dari Subdit III/Tipikor Ditreskrimsus Polda Sumut, Selasa (17/10) kemarin.

Dengan dalih untuk mempertahankan posisinya agar tidak bergeser atau pergantian, 16 KUPT tersebut telah menyetorkan sejumlah uang dengan cara mencicil yang masing-masing nilainya sudah mencapai puluhan juta rupiah (akan dijabarkan pada pemberitaan berikutnya-Red).

Luar biasa fantastis, dari keterangan para KUPT yang sudah menyetorkan dana untuk memenuhi permintaan pimpinannya itu, ternyata Salam Syahputra menargetkan nilai untuk posisi sebagai KUPT sebesar Rp150 juta.

Ironisnya, dari 16 KUPT tersebut, salah seorang KUPT lainnya yang bermaksud dipindahkan menjadi KUPT di kecamatan yang diinginkan, sudah menyetor hampir mencapai Rp200 juta yang diterima langsung oleh Salam Syahputra, selaku Kadis.

“Memang saya memberikan uang sesuai yang diminta oknum Kadis tidak sekaligus. Tapi dengan cara beberapakali (bertahap-Red) pembayaran yang diterima langsung oleh Kadis. Tahap pertama saya setor Rp80 juta, kemudian Rp30 juta dan beberapa dan berselang 2 bulan lagi saya menyetor Rp25 juta. Pokoknya, total jumlah ang sudah saya setorkan sudah lebih dari Rp200 juta. Tapi, sampai saat ini posisi tugas saya masih tetap saja dan belum dipindahkan,” ujar salah seorang KUPT yang minta nama serta identitasnya tidak disebutkan dalam pemberitaan, kepada Metro Langkat, Rabu (18/10).

Sumber KUPT yang sangat dekat dengan media ini juga mengaku kaget dengan adanya wacana pengerucutan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan, dari 23 UPT menjadi 4 UPT.

“Saya sudah memberikan apa yang diminta Pak Salam. Tapi sampai saat ini saya masih berada di lokasi kerja yang sama. Apalagi saat ini Pak Salam ada wacana untuk melakukan pengerucutan. Terus terang, saya pribadi sangat kaget dan prihatin dengan adanya kasus OTT yang menjerat pimpinan saya itu. Tapi saya juga tidak terima kalau saya dan rekan-rekan yang memang ingin mengabdikan diri untuk kemajuan pendidikan di Kab.Langkat malah dimanfaatkan pimpinan untuk memperkaya dirinya,” ujar sumber lagi yang mengaku siap memberikan kesaksian sembari berharap uangnya bisa dikembalikan lagi.(Tim Red)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini