Diduga Terjadi Permainan Buku Pelajaran, Nasib Karyawan PT Grafindo Terombang-ambing

Sebarkan:




Diduga kuat telah terjadi permainan busuk di lingkup Kantor Cabang PT. Grafindo Media Pratama Regional Sumatera dan Kantor Perwakilan Pematang Siantar, mengakibatkan nasib karyawan PT Grafindo Media Pratama atas nama Marakombang Hasibuan, sampai kini masih terombang-ambing, uang pesangon dari perusahaan belum juga didapatnya.

Kepada wartawan, Senin (25/9/2017), Marakombang Hasibuan mengungkapkan, persoalan dirinya dianggap mengundurkan diri dari PT Grafindo Media Pratama di tahun 2015, dikarenakan pada saat itu, dirinya sebagai marketing perusahaan di daerah Kabupaten Palas, tidak bersedia dimutasikan ke luar Regional Sumatera.

"Agus Salim saat itu menjabat sebagai Kepala Perwakilan PT. Grafindo Padang Sidempuan dan Pardamean Sianturi menjabat sebagai Kepala Cabang PT. Grafindo Pematang Siantar. Tetapi, mereka berdua juga turut mendistribusikan buku-buku PT. Grafindo, ke sekolah-sekolah yang ada di Palas," ungkap Marakombang.

Padahal, lanjutnya, seharusnya dan sepatutnya lah, sebagai Marketing di daerah Kabupaten Palas, Marakombang lah yang lebih berhak dan bertanggung jawab mendistribusikan buku pelajaran ke sekolah-sekolah yang ada di daerah ini.

"Tetapi, sebagai distributor buku Grafindo di Palas, di tahun 2013-2015 itu, saya hanya ditugaskan untuk mendistribusikan buku ke sekolah-sekolah, tanpa ada biaya operasional dari perusahaan. Sedangkan penagihan buku, langsung ditangani oleh Agus Salim dan Pardamean Sianturi," jelasnya.

Seingat Marakombang, saat itu, setidaknya ada sekitar ratusan juta rupiah uang tagihan buku ke sekolah-sekolah di Palas, yang  sampai saat ini belum ditagih oleh pihak perusahaan Grafindo, baik dari Kantor Cabang Padang Sidempuan maupun kantor Perwakilan Siantar.

"Saat itu, tugas saya hanya mengantar buku ke sekolah-sekolah. Soal penagihannya, saya tidak bertanggung jawab. Saya pikir, masih ada uang tagihan buku di sekolah yang belum ditagih sampai saat ini. Jumlahnya ada ratusan juta, pak" jelasnya.

"Saya menduga kuat, indikasi permainan busuk soal penjualan buku-buku Grafindo ke sekolah-sekolah yang ada di Palas ini lah, sebagai dasar saya dimutasikan ke luar Regional Sumatera. Tentu saja, saya menolak dimutasikan," tegasnya.

"Padahal, sudah 15 tahun saya bekerja di perusahaan PT. Grafindo dan tidak pernah bertugas di luar Regional Sumatera. Saya menduga, saya sengaja dimutasikan agar dugaan perbuatan busuk di manajemen PT Grafindo Regional Sumatera, khususnya Siantar dan Padang Sidempuan, yang menjual buku tersebut tidak diketahui perusahaan," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan PT. Grafindo Media Pratama Siantar,  Agus Salim saat dihubungi wartawan membenarkan, memang ada persoalan penagihan buku pelajaran di sekolah-sekolah yang ada di Palas yang sampai kini belum ditagih oleh Marakombang Hasibuan.

"Soal pesangonnya Pak Marakombang Hasibuan, tentu akan diselesaikan oleh perusahaan. Tetapi, perusahaan juga meminta pertanggung jawaban dari Pak Marakombang Hasibuan tentang tagihan buku yang sudah didistribusikan ke sekolah-sekolah yang ada di Palas." kata Agus.

"Soalnya, waktu itu, Pak Marakombang Hasibuan kan marketingnya di daerah Kabupaten Palas, tentulah dia yang bertanggung jawab atas tagihan buku ke sekolah-sekolah. Kalau hutang-hutanya sudah dilunasi ke perusahaan, tentunya perusahaan akan membayarkan pesangonnya, " ucapnya.

Minggu lalu, pihak Disnaker Palas sudah menyurati manajemen PT Grafindo Media Pratama Perwakilan Pematang Siantar, agar persoalan perselisihan hubungan industrial ini dapat segera diselesaikan oleh kedua belah pihak.(pls-1)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini