“Selaku masyarakat karo yang tinggal di luar Kabupaten
karo sangat menyedihkan dan sangat kecewa melihat kemerosotan pendidikan di Kabupaten Karo.
Kita sangat jauh tertinggal dari daerah lain yang ada disumatera utara,” kata
DR. Edison Sembiring Colia pengamat pendidikan Nasional melalui selulernya
kemaren.
Di tempat terpisah salah seorang putri karo yang berlatar
belakang sebagai salah satu guru pendidik di sekolah negeri mengatakan dari
data yang ia proleh dari Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara bahwa peringkat
pendidikan Tanah Karo 30 dari 33 kabupaten kota yang ada di Sumut.
“Ini tidak
terlepas dari tanggung jawab Kepala Dinas selaku pemegang kemudi arah
pendidikan di Kabupaten Karo. Kurang nya fasilitas yang mendukung dunia pendidikan ,kuarangnya pelatihan khusus
terhadap guru serta materi pelajaran yang kurang up date dibanding daerah lain,
pentingnya menggiring perhatian pusat melalui dana APBN ke Kabupaten Karo,”ujarnya melalui
selulernya, Selasa (22/8).
Lebih lanjut dikatakannya, agar setiap pihak di dinas
pendidikan sebaiknya mengevaluasi cara kerja dan pandangannya supaya lebih
mengutamakan pendidikan dan setiap generasi muda di karo dapat mengeyam
pendidikan.
“Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang
memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No
20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan
penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat,” kata wanita yang mengaku
pernah tinggal di Berastagi itu.
Hal yang sama juga disampaikan MT. Tarigan. SH pengamat pembangunan antar kabupaten
mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Karo perlu melakukan penilaian secara
khusus terhadap kinerja orang-orang yang
selama ini berkecimpung di dunia pendidikan karo, agar kedepannya pendidikan
kita kian bersinar mengejar ketertinggalan tidak seperti yang selama ini jalan
di tempat. (marko)