Tak Ada Jembatan, Puluhan Tahun Warga Naik Getek

Sebarkan:
Tak Ada Jembatan, Puluhan Tahun Warga Naik Getek




Sepuluh tahun bukanlah sebentar dalam sebuah penantian. Selama itu pula warga di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Langkat, terus berharap agar pemerintah Provinsi khususnya Pemkab Langkat, membantu mereka mendirikan jembatan penyeberangan.



Sebab, jembatan penyeberangan ini sangat dibutuhkan warga untuk menghubungkan dari desa mereka ke Pusat Perkotaan di Kabupaten Langkat. "Kami terus berharap agar ada jembatan penyeberangan bang. Karena cuma ini yang bisa menghemat waktu menuju kota," ungkapan Mukhtar, selaku warga sekitar, Selasa (1/7/2017).



Selama ini karena tidak adanya jembatan penyeberangan, jelas dia, warga sekitar meski menggunakan jasa getek untuk menuju kota. Sebab, jika melalui jalur darat, maka mereka harus memutar dan memakan waktu hingga 30 menit (1/2 jam).



"Bukan gak bisa melalui jalan darat bang. Cuma kalau dari jalan darat, jarak yang ditempuh sangat jauh. Bisa sampai puluhan kilo dan jalan rusak," terang pria berkacamata ini.



Untuk itu, mereka selaku warha sekitar terus berharap pemerintah membangun akses jembatan. Bahkan keinginan warga sudah puluhan kali disampaikan ke pemerintah daerah dan Provinsi. Baik itu melalui lisan ataupun tulisan, namun sejauh ini harapan mereka belum juga terkabul.



"Kami terus menanti bang, semoga saja pemerintah bisa membuka mata dan membangun jembatan penyeberangan ini," lirih Sunarsi, warga lain disana yang saban hari menggunakan getek untuk beraktifitas menuju Kecamatan Tanjung Pura.  



Sebab jika jembatan sudah terbangun, selain menghemat waktu dan aktifitas warga bisa berjalan lancar. Jembatan juga dapat memberikan kemudahan lainnya dan sangat membantu anak-anak yang masih bersekolah.



"Tiap harinya ada ratusan orang yang menggunakan jasa getek akibat tidak adannya jembatan, termaksud anak-anak yang masih bersekolah," ucap dia.



Tentunya, menggunakan getek bukanlah tidak beresiko. Karena bisa saja sewaktu-waktu getek hanyut atau terbalik. "Takut sihbtakut, tapi kalau sudah seperti ini, bagaimana lagi bang. Kasihan anak-anak yang masih bersekolah," celoteh beberapa warga yang menggunakan jasa getek.



"Kalau musim banjir, maka getek tidak bisa dipergunakan bang. Dan warga meski memutar arah, untuk menuju ke kota Tanjug Pura. Anak-anak sekolahpun harus pagi-pagi bangun untuk berangkat ke sekolah. Klu tidak bisa terlambat masuk sekolah karena jalur yang cukup panjang jika melalui jalan darat," tegas warga terus berharap pemerintah daerah dan Provinsi membuka mata. (lkt-1)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini