Peternak Itik dan Ayam di Palas Butuh Perhatian Pemerintah

Sebarkan:


Marajo Hasibuan satu peternak itik dan ayam di Kecamatan Sosa.



Sejumlah peternak itik di Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas (Palas) butuh perhatian dari pemerintah, terutama bimbingan dari penyuluh Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Palas, untuk mendongkrak hasil produksi telur itik dan perkembangan ternak ayamnya.

Adalah Marajo Hasibuan, satu peternak itik dan ayam berlokasi di Danau Gayambang Desa Ujung Batu, kepada wartawan Minggu (20/8/2017), sejak dua minggu terakhir sebanyak 58 ekor itik petelur miliknya tidak lagi mau bertelur.

Di samping sulit mendapatkan pakan untuk itik, peternak itik yang masih tahap mencoba ini, sangat butuh bimbingan dari petugas penyuluh agar produksi telur itiknya bisa meningkat dan ternak ayamnya berkembang.

"Usaha ternak itik ini, saya mulai sejak tiga bulan yang lalu. Itik dibeli dari Desa Latong, Kecamatan Lubuk Barumun seharga Rp 48.000 perekor, dikalikan sebanyak 58 ekor, jadi modal membeli itiknya sebesar Rp 2.784.000, diantar sampai di tempat," ujarnya.

"Selain membeli sebanyak 58 ekor itik, kita juga buat kandangnya dengan bahan kayu, seng bekas dan jaring kerambah. Ukurannya 6x7 meter. Modal untuk membuat kandang sekitar Rp 700-an ribu," kata Marajo.

Sedangkan untuk biaya beli pakan, lanjutnya, sebesar Rp 30.000 perminggunya. Pakan yang perlu dibeli adalah buapak atau abu dedak hasil gilingan padi. Tapi, saat ini sulit mencarinya.

"Sebagai pengganti pakannya saya cari batang keladi yang diiris kemudian direbus baru diberikan kepada itik. Kalau pakan batang keladi, cukup dicari saja tidak perlu dibeli. Paling modal minyak bensin dan tenaga untuk mencari batang keladi," sebutnya.

Dikatakan Marajo, selama tiga bulan terakhir beternak itik, hanya sekitar dua bulan saja itiknya bertelur. "Sebenarnya, lumayan hasil dari beternak itik ini. Setiap hari, sebanyak 30 sampai 35 butir telur bisa dikutip," ucapnya.

"Telur itik kita jual seharga Rp 2.500 perbutir atau Rp 10.000 untuk empat butir telur. Dalam sehari, hasil menjual telur itik Rp 75.000 sampai Rp 87.500. Sebulan, hasilnya sekitar Rp 2.250.000 sampai Rp 2.650.000," terangnya.

Diakuinya, selama dua bulan itiknya bertelur, modal untuk usaha ternak itiknya bisa kembali. "Tapi, setiap usah yang kita jalankan, tentunya kita tidak hanya ingin balik modal tapi bagaimana agar usahanya bisa menguntungkan dan bisa untuk menyambung biaya hidup," harapnya.

"Makanya, saya sangat berharap besar kiranya ada pihak dari pemerintah yang bisa memberikan bimbingan dan arahan agar usah peternakan itik saya ini bisa dijalankan dan menghasilkan produksi telur," pintanya.

Selain beternak itik, tambahnya, di lokasi yang sama, Marajo Hasibuan juga beternak ayam. Modal awal ternak ayam kita sebanyak empat induk.

"Alhamdulillah saat ini sudah menjadi 7 induk. Telur ayamnya belum dijual tapi masih terus ditetaskan agar jumlah ternak ayamnya bisa bertambah. Saat ini, jumlah ternak ayam kita ada sebanyak 60-ekor, termasuk anak-anak ayamnya," pungkasnya.(pls-1)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini