Untuk mengetahui dan mengkaji penyebab kenaikan harga dan
langkanya garam, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deliserdang telah membentuk tim.
Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Komunikasi Dan Informasi
(Kominfo) Deliserdang Haris Binar Ginting yang dikonfirmasi pada Jumat (28/7). “Pemkab
Deliserdang sudah membentuk tim yang melibatkan pihak terkait,” tegas Haris
Binar Ginting.
Menurut Haris Binar Ginting, saat ini tim masih bekerja
di lapangan. “Tim masih tiga hari dibentuk dan masih bekerja di lapangan untuk
melakukan pengkajian kenapa terjadi kenaikan harga dan kelangkaan garam,”
ujarnya.
Dirinya pun menjelaskan setelah tim bekerja pihaknya akan
melakukan rapat koordianasi. “Setelah tim bekerja kita akan melakukan rapat
koordinasi untuk membahas dan mencari solusi permasalahan ini,” jelas Haris
Binar Ginting.
Sebelumnya Adek (46) bapak beranak satu salah seorang
pengusaha ikan di Pantai Labu menerangkan sejak dua bulan terakhir harga garam
mengalami kenaikan. Menurutnya kenaikan harga terjadi secara bertahap, dimana
harga normal garam Rp 80 ribu per sak seberat 50 Kg namun naik menjadi dari Rp
100 ribu, naik lagi menjadi Rp 150 ribu. “Sekarang harganya sudah mencapai Rp
260 ribu per saknya," terang Adek.
Meski pun mengalami kenaikan, lanjut Adek pihaknya tetap
kesulitan untuk mendapatkan garam. “Saya beli garam dari Belawan, biasanya saya
langsung beli satu ton. Satu hari saya memakai satu sak garam, tapi sekarang
akibat garam sulit didapat kami tidak bisa produksi tiap hari," kata Adek.
Masih menurut Adek yang sudah enam tahun menjadi
pengusaha ikan asin ini,biasanya saat garam normal satu sak digunakan untuk
ikan sebanyak 150 Kg sampai 200 Kg. Namun sejak harga garam naik dan langka,
pihaknya terpaksa menggunakan 1 sak garam digunakan untuk ikan sebanyak 250 Kg
sampai 300 Kg. “Akibat garam langka penghasilan kami berkurang 10 persen. Tidak
hanya itu kualitas ikan asin juga berkurang," ujarnya.
Dirinya juga menjelaskan akibat menurunnya penghasilan,
dirinta tidak bisa membayar gaji para karyawannya setiap hari. Dirinya terpaksa
membayar gaji karyawannya yang berjumlah 30 orang tiga hari sekali. “Sebelum
harga garam naik dan langka kami menjual ikan asin kepala batu belah Rp 10 ribu
sampai Rp 15 ribu per Kgnya tapi sekarang kami menjuak Rp 25 ribu per
Kgnya," jelasnya.
Adek pun berharap agar pemerintah segera mengatasi
kenaikan harga dan kelangkaan garam ini. Dirinya merasa khawatir jika terus
dibiarkan harga garam akan naik terus bahkan tidak mungkin mencapai Rp 300 ribu
per saknya.
“Belum pernah harga garam semahal sekarang, kalau pun
harganya naik tapi hanya sampai Rp 150 ribu per saknya. Kami berharap
pemerintah segera mengatasi kenaikan harga garam ini," harapnya.(walsa)