Ketua PW JOIN Sumut Tagih Janji Kapolri Soal Polisi Humanis

Sebarkan:
[caption id="attachment_82114" align="aligncenter" width="350"] Ketua Pengurus Wilayah Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Sumut, Lindung Pandiangan SE SH MHum.[/caption]

 

 

Salah satu janji Jenderal Tito Karnavian saat dilantik menjadi Kapolri di bulan Juni 2016 lalu, adalah melakukan reformasi di tubuh Polri. Terutama yang berkaitan dengan kultur dan perilaku anggota, agar lebih humanis.

 

Janji itu ditagih Ketua Pengurus Wilayah Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Sumut, Lindung Pandiangan SE SH MHum. Sebab kenyataannya sampai saat ini masih banyak ditemui anggota Polri yang bersikap arogan, seperti yang dipertontonkan sedikitnya 6 personil Brimob di gedung JCC, tadi malam.

 

“Jadi mana janji Kapolri yang katanya menyiapkan beberapa program khusus? Ini bentuk arogansi kekuasaan yang katanya mau direformasi. Tapi kenapa masih banyak anggota yang arogan, tak humanis?” kesalnya.

 

Kata dia lagi, perlakuan oknum penegak hukum dalam menegakkan hukum harus berdasarkan hukum. Begitu juga dengan perilaku sehari hari, jangan sampai melanggar hukum. Penegak hukum itu harusnya menjadi contoh, sehingga masyarakat juga berperilaku sesuai aturan hukum.

 

“Saya sangat mengecam perilaku para oknum brimob yang memperlakukan jurnalis seperti penjahat besar dengan gaya-gaya preman seperti yang terjadi pada saat penyelanggaraan Indonesia Open sedang dalam puncak menngelar partai final pertama di Jakarta Convention Centre (JCC ) sekitar pukul 15.00 wib itu,” ketusnya.

 

Dari pengakuan korban yang dibuktikan dengan tayangan audio visual, hasil rekaman sesama wartawan menunjukkan para anggota Brimob itu sangat arogan. “Bagaimana bisa aparat hukum bertindak bergaya seperti preman begitu? Dari tayangan video, rekan-rekannya bukannya melerai, tapi malah ikut terlibat,” sesal Lindung.

 

Pemilik topinformasi.com itu menilai, kejadian ini menjadi tantangan bagi Kapolri untuk makin membina mental anggotanya. Aparat yang tangguh dan profesional itu harus mampu mengatasi permasalahan dengan cara-cara persuasif, bukan dengan aksi yang merusak citra institusinya.

 

“Kapolri harus penuhi janjinya, salah satu bentuknya yakni dengan menindak para pelaku. Bukan cuma pembinaan mental, tapi harus dijerat hukum. Karena itu pidana murni. Propam harus jemput bola, selanjutnya menyerahkan kasus itu ke Reskrim,” kecamnya.



Seperti diberitakan, Seorang wartawan kembali mengalami kekerasan yang dilakukan oleh oknum aparat Polri.

Wartawan yang hendak meliput ajang kejuaraan bulu tangkis kelas dunia Indonesia Open Super Series diwarnai aksi sewenang-wenang anggota Brimob, di Jakarta Convention Centre (JCC), pada Minggu (18/6/2017).

Adalah seorang wartawan Kantor Berita Antara Ricky Prayoga diringkus dan diseret paksa oleh dua petugas Brimob tanpa alasan yang jelas.

Dalam video yang beredar di grup Whatsapp wartawan, Ricky tampak dipaksa ke sebuah sudut ruangan sambil dimaki-maki dua oknum Brimob tersebut.

"Ketika itu pertandingan pertama final Indonesia Terbuka 2017. Karena masih bermain, saya berniat menuju ATM dulu untuk melakukan transaksi," kata Ricky dalam keterangannya yang diterima redaksi.

Dalam perjalanan menuju mesin ATM, kata Ricky, dirinya mengatakan sempat beradu pandang dengan seorang anggota Brimob.

"Saya berusaha memalingkan pandangan tapi ketika saya melihat lagi dia masih melihat ke arah saya dengan mengikuti sampai berjarak beberapa langkah," ujarnya.

Melihat hal itu, Ricky pun kemudian bertanya kenapa dia diikuti, namun bukan jawaban yang enak yang dia dapatin, malah mendapat cacian dari Brimob tersebut.

"Apa kau, ada undang-undangnya jangan melihat? Kalau tidak mau dilihat jangan jadi manusia," ungkap Ricky menirukan ucapan petugas itu.

Menurutnya, nama dalam baju petugas itu tertulis Adam. Selanjutnya, mereka terlibat dalam perdebatan dan kemudian tiga petugas berusaha membanting Ricky.

"Saya berusaha melepaskan diri dan menanyakan 'apa maksudnya ini?' Mereka bilang 'amankan saja bikin onar ini orang melawan petugas'. Saya tanya melawan apa? Adam bilang 'kau nantang-nantang petugas, kukokang juga kau', sambil berusaha mengacungkan senjata laras panjangnya ke arah saya," ujar Ricky.

Menurut Ricky, dirinya juga hendak dibawa ke pos polisi, namun dia menolak dan selanjutnya mengamankan diri di Media Center di dalam gedung.

Di sana, sambung Ricky, seorang polisi lain dengan arogan menantangnya berkelahi di luar gedung dengan melepas atribut masing-masing.

Akhirnya, seorang personel Brimob yang lebih senior mendamaikan mereka.

"Adam menyalami saya tanpa menatap mata dan langsung pergi," tutupnya.(red)

 
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini