Ini Ungkapan Kesedihan Ibu Yang Bayinya Dijual Kerabatnya

Sebarkan:
[caption id="attachment_80270" align="aligncenter" width="400"]

Dengan perasaan hati yang hancur, Melisa Br Tambunan (33) warga Jalan Mangaan II, Pasar II, Kecamatan Medan Deli, terus bersedih dan berharap agar bayinya tersebut dapat kembali kepangkuannya.

“Sudah empat bulan lalu saya ditinggal sama suami saya bang. Ini adalah suami saya yang kedua. Dari suami yang pertama, saya memiliki dua orang anak. Saya gak menyangka, kalau hal ini akan menimpa saya,” ungkap Melisa kepada wartawan, Jumat (2/6/2017).

Menurutnya, saat dirinya kesulitan mencari biaya persalinan, salah seorang kerabatnya mendatangi dirinya dan memberikan penawaran demi mendapatkan uang tebusan biaya persalinan.

“Tiba-tiba rekan saya Sinta (32) orang Belawan, membawa si pelaku (Butet-red) ke klinik dan menawarkan penebusan biaya persalinan dengan memberikan bayi saya itu untuk diadopsi. Awalnya berat, namun karena kami sekeluarga gak dapat menyanggupi biaya persalinan, akhirnya kami setuju,” bebernya.

Namun, pihaknya pun mulai menaruh curiga saat pelaku tak mampu menghadirkan seseorang yang disebut-sebut akan mengadopsi sang buah hati yang baru dilahirkannya itu.

“Orangtua Mana yang Rela Menjual Anaknya Sendiri? Kami tidak mampu lagi berbuat banyak dan telah berusaha keras. Ketika dia (Butet-red) menawarkan hal itu, kami menyetujuinya karena desakan dari pihak Klinik mengharuskan kami menyelesaikan seluruh pembiayaan. Ketika kami suruh dia (Butet-red) menghadirkan orang yang mau mengadopsi anak saya, dia berdalih dan buru-buru pergi membawa bayi saya setelah membayar semua tunggakan di Klinik,” jelasnya.

Setibanya dirumah, pelaku pun kembali mendatangi korban dan memberikan sejumlah uang tunai.

“Begitu kami tiba dirumah, tengah-tengah malam dia (Butet-red) bersama seorang pria datang dan memberikan uang Rp 4,5 juta. Katanya sebenarnya uang itu berjumlah Rp 5,5 juta, namun karena suami saya dulu pernah utang koperasi sama dia, langsung dipotongnya Rp 1 juta. Saya kaget lah bang, karena kami baru dikenalkan sama si Sinta. Tiba-tiba dia bilang suami saya berhutang sama dia,” kesalnya.

Tak terima dengan perbuatan pelaku, membuat korban bersama keluarga mencari solusi.

“Memang sudah ada kami buat surat hitam pernyataan bang. Itu pun saya dipaksa tanda tangani waktu di klinik. Tiba-tiba keesokan harinya, saya di telfon sama si Sinta. Dia marah sama si Butet karena gak dapat bagian (jatah). Sinta menjelaskan kalau dia dijanjikan dapat bagian Rp 1 juta jika anak saya itu laku dijual. Dari penjelasan si Sinta itulah kami tersadar bang dan keberatan,” terangnya.

Kekecewaan korban pun semakin menjadi saat dia mencoba menghubungi pelaku.

“Sempat saya telfon dia (Butet-red) untuk mengembalikan anak saya dan saya akan membayar seluruh uang yang diberikannya serta mengganti biaya persalinan yang ditebusnya saat itu. Namun, dia (Butet-red) bersikeras tidak mau mengembalikan anak saya itu dengan alasan sudah dibawa si pengadopsi jauh. Bahkan dia marah-marah dan mengancam saya untuk tidak melaporkan ke polisi dan wartawan,” jelas Melisa.

Terpisah, ketika dikonfirmasi melalui selular, Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Yemi Mandagi, menjelaskan akan menindak lanjutinya.

“Terima kasih atas infonya, bisa jadi ini merupakan kasus besar sindikat penjualan bayi dan informasi ini nanti akan saya teruskan ke Kasat Reskrim untuk menindaklanjuti agar kasus ini cepat terungkap,” pungkasnya.(Snd)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini