Begini Cerita Warga Korban Puting Beliung Itu

Sebarkan:
Wusshhh, Krakk....Meteran Listrikku Pun Terbang


Sejumlah cerita duka yang terangkum wartawan saat mengunjungi lokasi bencana alam di Desa Batang Bulu Baru, Kecamatan Barumun Selatan, Kabupaten Padang Lawas (Palas), yang terjadi pada Minggu, (11/6/2017) sore, menunjukkan kengerian saat bencana itu terjadi.

"Waktu itu, sekitar jam 5 sore, kami lagi duduk-duduk di depan kedai saya, sambil menunggu berbuka. Tiba-tiba saja angin kencang datang dari arah barat dan berputar-putar di atas beberapa rumah penduduk di sini," sebut Darlin Harahap, satu warga korban angin puting beliung, kepada wartawan, Senin (12/6/2017).

"Gak berapa angin kencang berputar-putar di atas atap kedai saya. Posisi saya lagi duduk di sini. Tiba-tiba saja suaranya, wusshhh...krak. Macam yang diangkat ke atas. Atap seng kedai saya tercampak 50 meter ke belakang rumah sampai ke pohon sawit itu," ujarnya.

"Wuih...ada apa ini. Kami pun berhamburan lari. Hanya sekejap saja. Atap seng kedai kami terbuka diangkat angin. Kami berhamburan. Terus, datang hujan deras dan listrik PLN pun padam. Lampu nyala lagi pada malam hari sekitar jam 11 (23.00 wib-red)," itulah bencana yang sempat ku ingat.

Berbeda pula dengan yang dialami Ali Wardana Hasibuan, warga korban, yang atap rumahnya 90% rusak akibat bencana puting beliung, yang terjadi kemarin.

"Sewaktu kejadian itu, memang gak ada orang di dalam rumah. Tapi, seingatku, durasi terjadinya angin puting beliung sekitar 7 menit. Selama durasi 7 menit itu, 90% atap seng rumah kami tercabut semuanya. Sudah itu hujan deras pula," imbuhnya.

"Karena atap rumah tidak ada lagi. Tadi, malam kami terpaksa numpang tidur di rumah keluarga. Ayah, numpang tidur di rumah kakak. Makanya, hari ini, kami paksakan untuk memperbaiki atap seng rumah kami secara swadaya dulu, supaya bisa ditempati nanti malam," tutur Ali Wardana.

Lain pula halnya dengan yang terjadi pada rumah milim Hidir Hasibuan. Bukan hanya atap seng rumah saja yang tercabut atau terangkat pada saat bencana angin puting beliung terjadi. Bahkan, meteran listrik PLN miliknya pun, ikut terbang dan raib entah kemana.

"Itu lah, bang (wartawan-red). Begitu angin kencang datang, kami pada keluar rumah dan cukup kuat suara anginnya kami dengan. Wussshhh....krakkk...atap seng rumah ku terbang. Meteran listrik PLN-ku raib. Soal meteran yang hilang, memang sudah dilapor ke PLN," ucap Hidir.

Saat ini, lanjutnya, para korban bencana alam sangat membutuhkan uluran tangan bantuan material dari pemerintah untuk memperbaiki kerusakan atap atau seng rumah akibat bencana alam tersebut.

"Kami baru datang kemari. Tidak tahu harus bekerja apa. Belum bisa memperbaiki sendiri. Pasra dan bermohon bantuan dari pemerintah. Kami sangat berharap, pemerintah bisa tanggap atas penderitaan kami ini," pintanya.(pls-1)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini