DPRD Sumut Minta Kapoldasu Tindak Tegas Oknum Edarkan Narkoba di Kampus

Sebarkan:
Anggota DPRD Sumut Ahmadan Harahap meminta agar Kapoldasu memberikan tindakan tegas kepada oknum-oknum kepolisian yang terlibat dan melindungi peredaran narkoba dilingkungan pendidikan.

"Kalaulah ada oknum-oknum penegak hukum yang malah terlibat dalam peredaran narkoba dan pura-pura tidak tahu adanya peredaran narkoba diwilayah hukumnya maka kita sebagai lembaga negara meminta agar Kapoldasu menindak tegas oknum-oknum tersebut. Bila kita hendak membersihkan halaman dengan sapu tetapi sapu itu juga kotor bagaimana kita dapat membersihkannya, ya kan sama saja," tegas Sekretaris Komisi E DPRD Sumut itu, Kamis (25/5/2017).

Anggota dewan asal pemilihan Tapsel, Sidimpuan, Palas, Paluta dan Madina juga meminta agar instansi kepolisian benar-benar serius menangani peredaran narkoba dilingkungan pendidikan karena itu sangat merusak moral dan juga kesehatan para pelajar.

Namun demikian, Ahmadan juga berharap pihak sekolah harus pro aktif melakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba dan merazia secara dadakan siswa-siswi maupun ruangan-ruangan yang ada dilingkungan pendidikan.

"Salah satunya harus diadakan razia-razia kepada siswa-siswa untuk mencegah peredaran narkoba. Jadi bagi yang sudah kecanduan biar tidak suka-sukanya membawa narkoba, sehingga yang belum kena pun kedepannya tidak mengenal apa itu narkoba. Dengan cara tersebut, siswa-siswi itu tidak berani membawa barang itu ke lingkungan sekolahnya. Jadi pihak sekolah harus pro aktif melakukan razia untuk menghempang peredaran narkoba juga," katanya.

Dalam setiap kegiatan Rapat Dengar Pendapat (RDP), sambung Ahmadan, yang dilakukan terhadap sekolah yang berada dibawah naungan Pemprovsu, pihaknya sudah menekankan agar anak-anak itu jangan sampai terlibat dengan narkoba, termasuk melakukan razia.

"Kita sudah tekankan, bila ada siswa -siswi yang kedapatan membawa narkoba agar diberikan sanksi yang seberat-beratnya. Dan malah kita meminta agar kepolisian ditempatkan di kampus-kampus ataupun sekolah-sekolah paling tidak memberikan shockteraphy karena ini sudah sangat membahayakan generasi kita. Kalau mencukupi personil kepolisian kita baiknya ditempatkan disekolah -sekolah untuk melakukan razia," tegasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Sumut Drs Tahan M Panggabean MM mengingatkan semua pihak agar Sumut jangan sampai menjadi "provinsi narkoba", mengingat peredaran barang haram itu, terkesan semakin hari semakin meluas tak terkendali hingga ke seluruh pelosok desa.

"Menurut data dari BNN (Badan Narkotika Nasional), saat ini tercatat jumlah warga Provinsi Sumut terlibat peredaran dan penyalahgunaan narkoba berkisar 350 ribu orang. Jumlah yang cukup memprihatinkan, sekaligus mengkhawatirkan karena persentasenya cukup besar dibandingkan dengan warga Sumut yang hanya 14 juta jiwa," ujar Tahan Panggabean kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Menurutnya, hal ini bukan lagi sekadar berbahaya, tapi memang sudah sangat mencemaskan. "Kita harus terus menabuh gendrang perang terhadap narkoba yang sudah lama dilakukan aparat terkait. Walaupun hasilnya belum sesuai yang diharapkan, tapi kita jangan sampai lengah dan berhenti," katanya.

Tahan mengusulkan, sudah saatnya dievaluasi secara total strategi yang dilakukan instansi terkait dalam memerangi narkoba, jangan hanya sekadar menambah lembaga atau anggaran yang bisa saja sia-sia. Bila perlu adakan studi yang komprehensif dan belajar ke negara yang sudah berhasil memberantas narkoba.

"Ini persoalan sangat serius, jika tak diatasi sesegera mungkin, negara bisa hancur. Semua sudah menjadi korban. Apa yang disampaikan Kapolri menjadi peringatan bagi kita untuk menyatukan tekad saling mendukung agar pemberantasan narkoba bisa berhasil," paparnya.

Dikatakannya, perang melawan narkoba harus digelar secara total dengan melibatkan seluruh elemen, mulai aparat keamanan, hingga ke lingkungan masyarakat, seperti kepling dan kadus (kepala dusun). Begitu juga masyarakat, jangan lagi sekadar menunggu ada kejadian, tapi juga sebaiknya diarahkan untuk mencari tahu, lalu melaporkan kalau ada kegiatan berkaitan dengan narkoba.

"Sangat mengerikan, setiap hari ada berita penangkapan pemakai dan pengedar narkoba. Kemudian tidak sekali dua kali lagi terjadi penggerebekan bandar narkoba. Tapi peredaran narkoba terkesan makin meluas dan merata. Malah terlihat semakin berani, di mana para pengedar tidak lagi punya rasa takut," katanya.

Berkaitan dengan itu, tegas mantan Ketua Fraksi Demokrat DPRD Sumut itu, harus ada tekad satu tujuan untuk mencapai Sumut dan Indonesia tanpa narkoba. "Tanpa ini semua akan sia-sia. Sekarang kita gerakkan semua elemen masyarakat dalam setiap kesempatan untuk ikut berpartisipasi," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kapolsek Medan Kota Kompol Martuasah Hermindo Tobing saat dikonfirmasi awak media beberapa waktu lalu seakan enggan dan lepas tanggung jawab terkait peredaran narkoba di wilayah hukumnya. Ia mengatakan bahwa masalah peredaran narkoba di Kampus harus dikonfirmasi ke pihak kampus karena itu menjadi tanggungjawab Kampus.

"Kalo kampus silahkan ke kampus," katanya waktu itu.

Saat ditegaskan kembali bahwa peredaran narkoba di kampus ITM merupakan wilayah hukum Polsek Medan Kota yang dipimpinnya, Martuasah tampak enggan dan tidak menjawab konfirmasi wartawan.(sandy)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini